Perang antara Rusia dan Ukraina terus berlanjut, dengan ketegangan meningkat setelah Ukraina menembakkan rudal buatan Amerika Serikat ke wilayah Rusia. Rusia bersumpah akan melakukan pembalasan, menganggap tindakan tersebut sebagai eskalasi besar dalam konflik.
Pengembangan Terbaru:
-
Serangan Rudal ATACMS:
-
Ukraina dituduh menembakkan delapan rudal ATACMS ke Rusia, yang semuanya berhasil dicegat. Rusia juga mengklaim menembak jatuh 72 pesawat udara tak berawak Ukraina.
-
Ancaman Balasan Rusia:
-
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengancam akan menggunakan rudal balistik baru, ‘Oreshnik’, sebagai respons. Putin juga menyinggung kemungkinan menargetkan ibu kota Ukraina, Kyiv.
-
Dampak Serangan:
-
Serangan pesawat nirawak Ukraina menyebabkan pembatasan sementara di bandara St Petersburg. Rusia melaporkan meluncurkan 81 pesawat nirawak ke Ukraina, yang sebagian besarnya berhasil dicegat.
Posisi Terkini:
-
Kemenangan Rusia:
-
Rusia berhasil menguasai sejumlah wilayah di garis depan timur, termasuk desa Nadiya di Luhansk dan pusat Pokrovsk di Donetsk. Pasukan Ukraina kehilangan sebagian wilayah di selatan dan timur Donetsk.
-
Konflik di Kursk:
-
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, melaporkan kerugian besar bagi pasukan Rusia dan Korea Utara di wilayah Kursk. Pasukan Ukraina menduduki sebagian wilayah setelah serangan lintas perbatasan.
Perkembangan Lainnya:
-
Ancaman Terhadap Pokrovsk:
-
Kota Pokrovsk tetap menjadi sektor garis depan paling panas, dengan pasukan Rusia berupaya untuk melewatinya dari selatan. Ukraina khawatir akan potensi pemutusan rantai pasokan ke tambang batu bara di kota tersebut.
-
Kekhawatiran Terhadap AS:
-
Ukraina khawatir bantuan militer dari AS, yang sebelumnya disetujui oleh Presiden Joe Biden, dapat dipotong oleh pemerintahan yang baru terpilih. Donald Trump telah menjanjikan untuk mengakhiri konflik tersebut.
Pada saat Ukraina memasuki tahun 2025, negara tersebut menghadapi situasi yang kurang menguntungkan, sementara Rusia terus mengintensifkan serangannya. Konflik yang berkecamuk sejak Februari 2022 ini menimbulkan dampak luas, baik secara ekonomi maupun militer.